Menelusuri Jejak Budaya Keraton Sambaliung

"Kami berharap mahasiswa tidak hanya terpaku pada materi kuliah, tetapi juga memahami bahwa budaya tumbuh dari pemikiran manusia yang terus berkembang." Kunjungan ini menjadi momen penting untuk mengingatkan mahasiswa akan pentingnya menghargai warisan budaya, terutama Budaya Kerajaan Gunung Tabur yang telah bertahan selama lima abad.

Sambaliung, 24 November 2024 – Mahasiswa semester satu dari jurusan Pendidikan Agama Islam dan Tadris Bahasa Inggris STIT Muhammadiyah Tanjung Redeb melakukan kunjungan edukatif ke Keraton Sambaliung, Kecamatan Sambaliung, pada hari Minggu lalu. Kunjungan ini dipimpin oleh Ibu Aria Nur Farida Muslicha, S.Pd.I., M.Pd., dosen mata kuliah IAD IBD ISD, dengan tujuan untuk mendalami dan menimba ilmu tentang budaya yang kaya dan beragam di keraton tersebut.


Setibanya di lokasi, rombongan mahasiswa diterima dengan hangat oleh Ibu Aida Syafriani, yang menjadi narasumber selama kunjungan. Memasuki keraton yang berbentuk rumah panggung yang masih kokoh dan terawat, mahasiswa merasakan nuansa seolah kembali ke masa lalu. Dominasi warna kuning pada bangunan menambah kesan megah, sementara ventilasi udara yang unik, terletak di dinding bagian dalam, menciptakan suasana sejuk yang nyaman di dalam ruangan.

Kunjungan ini juga memperkenalkan mahasiswa pada hiasan kaca patri yang menghiasi keraton, simbol kemewahan di masa lalu. Terdapat empat kamar utama yang berhadapan dengan taman, menciptakan penataan yang indah dan nyaman bagi penghuninya.

Salah satu objek yang menarik perhatian adalah sehelai kain merah dari India, berusia lebih dari seratus tahun. Kain yang terbuat dari serat nanas ini digunakan sebagai sarung bagi ibu yang melahirkan, membantu dalam proses persalinan serta pemulihan pasca melahirkan. Kain ini telah menjadi bagian dari tradisi di Keraton Sambaliung sejak lama.


Benda-benda peninggalan di keraton, meskipun jumlahnya terbatas, mencerminkan sejarah yang kaya dan terawat dengan baik. Mahasiswa diajak untuk mengenali dan memahami sejarah budaya tempat tinggal mereka, sehingga dapat menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai budi pekerti luhur yang diwariskan oleh pendahulu.

Ibu Aria menekankan pentingnya kunjungan ini, "Kami berharap mahasiswa tidak hanya terpaku pada materi kuliah, tetapi juga memahami bahwa budaya tumbuh dari pemikiran manusia yang terus berkembang." Kunjungan ini menjadi momen penting untuk mengingatkan mahasiswa akan pentingnya menghargai warisan budaya, terutama Budaya Kerajaan Gunung Tabur yang telah bertahan selama lima abad.


Dengan kunjungan ini, mahasiswa diharapkan dapat membawa pulang pelajaran berharga tentang pentingnya budaya dan sejarah, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan nenek moyang mereka.

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT