
Dengan berkunjung ke Museum Batiwakkal, mahasiswa diharapkan dapat memahami bahwa budaya tumbuh dari pemikiran manusia yang terus berkembang. Mereka tidak hanya terpukau oleh kemajuan zaman, tetapi juga terpesona oleh indahnya budaya Kerajaan Gunung Tabur yang telah bertahan selama 5 abad," ujar Ibu Aria Nur Farida Muslicha.
Tanjung Redeb, 16 November 2024 – Mahasiswa STIT Muhammadiyah Tanjung Redeb dari jurusan Pendidikan Agama Islam dan Tadris Bahasa Inggris semester 1, didampingi oleh dosen mata kuliah IAD, IBD, dan ISD, Ibu Aria Nur Farida Muslicha, S.Pd.I., M.Pd., melakukan kunjungan ke Museum Batiwakkal di Gunung Tabur. Kunjungan ini bertujuan untuk menimba ilmu tentang budaya yang kaya dan beragam dari Kerajaan Gunung Tabur.
Rombongan mahasiswa diterima langsung oleh Bapak Aji Suhaidi, Kepala Museum Batiwakkal Kabupaten Berau. Dalam sambutannya, beliau memperkenalkan berbagai koleksi bersejarah yang ada di museum, termasuk lambang Kerajaan Gunung Tabur yang menggambarkan Macan Dahan, hewan yang juga dapat ditemukan di pulau Sumatera. Bapak Aji menjelaskan bahwa pernah dilakukan tes DNA terhadap keturunan Kesultanan Gunung Tabur dan hasilnya menunjukkan kesamaan DNA dengan orang Sumatra.
Kerajaan Gunung Tabur dikenal memeluk agama Islam dan menerapkan hukum Islam secara tegas sebelum kedatangan Belanda. Hukum potong jari bagi pencuri, cambuk bagi kejahatan berat, dan hukuman mati bagi pelanggaran berat merupakan bagian dari syariat yang dijalankan. Namun, setelah Belanda menjajah Berau, hukuman-hukuman tersebut tidak lagi diterapkan.
Sebagian besar gedung kerajaan musnah dalam pertempuran melawan Belanda, dan saat ini yang dapat dikunjungi adalah miniatur bangunan asli, yang sebelumnya berukuran jauh lebih besar dengan banyak ruangan di dalamnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih luas bagi mahasiswa, tidak hanya terbatas pada materi kuliah. "Dengan berkunjung ke Museum Batiwakkal, mahasiswa diharapkan dapat memahami bahwa budaya tumbuh dari pemikiran manusia yang terus berkembang. Mereka tidak hanya terpukau oleh kemajuan zaman, tetapi juga terpesona oleh indahnya budaya Kerajaan Gunung Tabur yang telah bertahan selama 5 abad," ujar Ibu Aria Nur Farida Muslicha.